Disebut Tak "Legawa - Ini Kata Prabowo -->

Kategori Berita

Iklan Semua Halaman

Masukkan kode iklan di sini. Direkomendasikan iklan ukuran 970px x 250px. Iklan ini akan tampil di halaman utama, indeks, halaman posting dan statis.

HPK

Disebut Tak "Legawa - Ini Kata Prabowo

Admin
Rabu, 20 Agustus 2014
Majalah45.com - BANDUNG, KOMPAS.com - Calon presiden Prabowo Subianto mengatakan upayanya mengajukan sengketa hasil Pemilu Presiden bukan berarti dia tak bisa bersikap legawa. Meski demikian dia tak berencana mempersoalkan orang-orang yang menyebutnya tak legawa. Ini penjelasannya.

"Ada yang mengatakan bahwa Prabowo itu tidak legawa, katanya Prabowo tidak mau terima dengan keputusan KPU (Komisi Pemilihan Umum, red)," kata Prabowo saat berpidato di hadapan ribuan warga Jawa Barat di Gedung Sabuga, Bandung, Jawa Barat, Selasa (19/8/2014) malam.

"Saya tidak mempermasalahkan soal (tudingan bahwa dia tak legawa) itu," lanjut Prabowo. Namun, ujar dia, upayanya mengajukan sengketa atas hasil pemilu presiden merupakan tanggung jawabnya terhadap rakyat yang sudah memilih dia dan Hatta Rajasa.

"(Upaya sengketa) ini merupakan tanggung jawab saya terhadap saudara-saudara sekalian, terhadap puluhan juta orang yang telah memilih saya. Bagaimana jadinya kalau saya begitu saja menerima keputusan ini?" papar Prabowo.

Apapun keputusan KPU, kata Prabowo, akan dia terima ketika proses pemilu memang dijalankan dengan jujur, baik, dan sebenar-benarnya. "Kalau pemilu ini dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, ya, jelas, saya juga akan menerima dengan legawa. Tapi, ini kan dalam pilpres kemarin masih banyak kecurangan," ujar dia.

"Yang sungguh menyakitkan hati dan membuat saya tidak menerima, manakala proses pemilihan umum dirusak, manakala penyelenggara pemilu ikut melindungi, ikut memungkinkan kecurangan yang begitu besar dan terang-terangan di hadapan rakyat Indonesia," tegas Prabowo.

Menurut Prabowo, kecurangan terjadi di berbagai provinsi. Bahkan, kata dia, di beberapa daerah ada yang sama sekali tak menggelar pemungutan suara tetapi semua surat suara sudah dicoblos. Kecurangan itu, imbuh dia, seolah menganggap rakyat Indonesia adalah bodok dan sudah diarahkan siapa pemimpin yang harus dipilihnya.

"Ibarat, mereka mengatakan, 'Hai rakyat Indonesia, kamu bodoh, kamu mending diem aja, saya yang menentukan kamu (rakyat) boleh dipimpin sama siapa'. Ini artinya kecurangan pemilu. Bahkan dengan tenang KPU itu membuka kotak suara setelah pemilu dinyatakan selesai," ujar dia.