Lamaran Ditolak Orangtua, si Gadis Dihamili Sekalian -->

Kategori Berita

Iklan Semua Halaman

Masukkan kode iklan di sini. Direkomendasikan iklan ukuran 970px x 250px. Iklan ini akan tampil di halaman utama, indeks, halaman posting dan statis.

HPK

Lamaran Ditolak Orangtua, si Gadis Dihamili Sekalian

Admin
Jumat, 13 Juni 2014
Majalah45.com - USIA sudah kepala empat, tapi Basuki, 45, masih mengincar gadis Yayuk, 18, yang lebih pantas jadi anaknya. Begitu lamaran ditolak orangtua, gadis itu malah dilarikan ke Sumatera. Ketika polisi Polres Purworejo berhasil membawa pulang kembali, eh…. Yayuk dalam kondisi hamil 6 bulan!
Lagi-lagi terbukti, dalam urusan “poros tengah” lelaki memang suka nekad. Meski sudah punya istri dan usia juga jauh lebih tua, masih juga kepengin mengawini gadis muda. Padahal mestinya dia ingat anak, karena usia calon istri sepantar anak hasil produk sendiri. Jika ingat anak, niscaya jadi nyadar dan takkan mbejujag (kurang ajar) memanjakan urusan “poros tengah”.

Rupanya Basuki termasuk lelaki yang pemburu “poros tengah” itu. Dalam usia hampir kepala lima, kok bisa-bisanya tertarik pada gadis Yayuk yang lebih pantas jadi anaknya. Bayangkan, dia usia 9 pelita, sedangkan sicewek baru 18 tahun, itu kan beda usia 27 tahun. Ibarat makanan, apa tega menyantapnya. Kalau Yayuk Basuki main tenis memang kampiun. Tapi kalau Basuki mengajak “main tenis” sama Yayuk, apa “bola”-nya bisa masuk?
Tapi itulah yang terjadi. Lelaki dari Desa Butu Tanjung Pinang Timur Riau ini entah urusan apa bisa terdampar sampai kota Purworejo (Jateng). Di sana dia sempat kenalan dengan Yayuk gadis desa dari Pituruh, Kotoarjo. Secara pisik memang tampak menjanjikan itu gadis. Di samping wajahnya cantik, bodinya sekel nan cemekel. Nah, pengembara dari Riau itu langsung galau, bagaimana bisa mencicipi tubuh mulus si gadis.

Mungkin punya ilmu “Jaran Guyang” atau “Semar Mesem”, Yayuk langsung terpikat pada perkenalan pertama. Bahkan ketika Basuki ingin mengajaknya berkoalisi, Yayuk seperti Nasdem ketika diajak gabung oleh Jokowi, langsung bersedia. Seketika itu si gadis belia lupa bahwa Basuki sudah lebih pantas jadi ayahnya ketimbang sebagai kekasih. “Tapi sampeyan harus nembung (minta) pada orangtuaku, dong!” pinta Yayuk.

Diajaklah Basuki ke rumah Yayuk di Pituruh. Melihat perbedaan calon mantu dan anaknya, ayah Yayuk langsung menolak. Apa lagi Basuki ini mengaku sudah punya keluarga di Riau. Meski Basuki siap menceraikan istrinya, Pak Kromo, 56, tetap menolak. Kalau Capres sih, biarpun duda banyak peminat. Lha kalau Basuki yang tak jelas pekerjaannya, bagaimana caranya untuk uji kelayakan?

Ironis dan nylekuthis (tak tahu malu)-nya Basuki semakin nyata. Meski sudah ditolak sebagai calon menantu, masih juga mohon izin untuk bisa numpang tinggal barang 3-4 hari di rumahnya. Dasar Pak Kromo orangnya tidak tegaan, Basuki pun dipersilakan dan diberi kamar sendiri. Tentu saja dapat pula fasilitas makan gratis.
Niat Basuki memang untuk berburu “poros tengah”. Maka ketika tidur malam hari, diam-diam dia menyelinap ke kamar Yayuk. Karena sudah sama-sama cinta, terjadilah koalisi ranjang itu. Selama seminggu di situ, setidaknya 7 kali pula Basuki mencetak gol atas Yayuk. Pak Kromo sama sekali tidak tahu ada permainan di balik layar.

Seminggu kemudian Basuki pulang ke Riau, tapi diam-diam Yayuk ikut kabur bersamanya. Pak Kromo segera lapor ke Polres Purworejo dan pelacakan dilakukan. Yayuk digondol bulan Oktober 2013, baru beberapa hari lalu terlacak alamat pastinya di Riau. Begitu ditemukan, yabang bayik…….perut Yayuk sudah menggelembung berisi janin usia 6 bulan. Kini Basuki ikut pula diseret ke Purworejo, untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. “Kalau sudah hamil kan pasti dikasih.” Kata Basuki seenak udelnya.

Lagi-lagi karena urusan di bawah udel. (KR/Gunarso TS) (Poskota.co.id)