Kubu Jokowi: Prabowo bilang bocor, Fadli Zon harus introspeksi -->

Kategori Berita

Iklan Semua Halaman

Masukkan kode iklan di sini. Direkomendasikan iklan ukuran 970px x 250px. Iklan ini akan tampil di halaman utama, indeks, halaman posting dan statis.

HPK

Kubu Jokowi: Prabowo bilang bocor, Fadli Zon harus introspeksi

Admin
Selasa, 24 Juni 2014
Majalah45.com - Juru bicara tim kampanye Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) Hasto Kristiyanto menilai tim Prabowo-Hatta tak mampu mendorong Prabowo untuk tampil prima dalam debat capres. Bahkan, Hasto menilai kubu Prabowo tidak mampu menggunakan momentum 'panggung besar demokrasi'.

Hasto menambahkan, harusnya Fadli Zon mengkritik dirinya sendiri dan para anggota timnya. Hal itu karena ketidakmampuan kubu Prabowo memanfaatkan momentum debat capres.

"Ketidakmampuan menggunakan momentum itu karena yang dipikirkan Pak Prabowo selalu bocor, bocor dan bocor. Maka sebaiknya Fadli Zon melakukan introspeksi, daripada menyalahkan pihak lain yang tampil dengan baik sebagaimana yang ditunjukkan Pak Jokowi," ujar Hasto, Senin (23/6).

Hasto mengungkapkan, kubu Prabowo sebaiknya juga tidak menuduh moderator yang dikatakan seolah berpihak sebagaimana terjadi pada debat pilpres pertama dan kedua yang lalu. Menurutnya, menuduh moderator seolah tidak netral sama halnya sebagai bentuk intimidasi baru.

Atas perjuangan mendukung Palestina tersebut, lanjut Hasto, sebaiknya Fadli Zon menyatukan diri dalam komitmen Jokowi. Itu sebagaimana ungkapan penghargaan yang telah ditunjukkan Prabowo terhadap gagasan-gagasan bagus dari Pak Jokowi. "Misalnya terkait penanganan Tenaga Kerja Indonesia, pengendalian inflasi dan lain-lainnya saat debat kemarin," tambah Hasto.

Sementara itu, pengusaha merasakan kegairahan setelah debat capres ketiga. Pasalnya Jokowi dianggap memberi harapan bila terpilih menjadi Presiden karena mantan wali kota Solo itu memastikan peran negara dalam memperkuat daya saing produk ekspor di pasar internasional.

Kegairahan pengusaha itu terkait implementasi visi misi Jokowi memperkuat daya saing ekspor Indonesia dengan mendorong 80 persen tugas duta besar RI ke depan adalah berbasis kemampuan menjadi pemasar (marketer). Ide itu adalah terobosan besar karena selama ini 80 persen urusan dubes RI adalah terkait politik. Belum ada berperan membantu pengusaha Indonesia, sejauh ini hanya ada Atase Perdagangan yang mengelola.

"Nah kalau dubesnya saja marketing, otomatis seluruh struktur di kedubes RI akan mendorong transaksi. Pasti dubes akan meminta atase untuk mendata semua calon pembeli dan calon supplier, mitra pebisnis. Dan dubes bertanggung jawab agar barang kita laku," Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Franky Sibarani.

"Ini ide yang sangat menggairahkan, karena artinya Pemerintah turut serta membantu warganya, entah pengusaha kecil atau besar. Tentu sangat senang," tambahnya. Sumber : (merdeka.com)