Majalah45.com -Surabaya Para pekerja seks komersial (PSK) dan pekerja lokalisasi Dolly-Jarak Surabaya menulis surat berisi keluhan, dan uneg-uneg rencana lokalisasi yang akan ditutup Pemk
Surat-surat tersebut ditulis oleh ribuan PSK dan pekerja lokalisasi serta warga, Kamis (5/6/2014) pagi di Gang Dolly. Berikut ini isi sebagian dari ribuan surat yang ditulis para PSK dan pekerja lokalisasi.
"Saya kerja sungguh-sungguh buat keluarga dan anak-anak, buat sekolah masa depan, siapa yang mau bekerja jadi balon (PSK). Karena tuntutan ekonomi, kebutuhan hidup, maka tolong keluh kesa orang kecil ini ya.... Pemerintah buka mata hatimu kepada rakyat".
"Walikota Risma keparat, bajingan, pengecut, tidak punya otak, egois, cuma bisanya tutup lokalisasi tidak ada jalan solusinya, maka kami melawan penutupan lokalisasi". Surat berisi kritikan pedas terhadap Wali Kota Risma ini ditulis oleh Kristin penghuni wisma 234B.
"Tolak penutupan lokalisasi DOlly. Saya butuh makan untuk anak saya", tulis Tanti, penghuni wisma no 9.
Ada surat yang tidak menyebutkan namanya dan wisma tempat bekerjanya. isinya seperti ini, "Bpk SBY tolong, tolong Dolly jangan ditutup".
Ada juga surat yang ditulis oleh warga yang tinggal dan bekerja di lingkungan Dolly. Mereka juga menuliskan keluhan mereka. Mereka tidak setuju rencana pemerintah untuk menutup lokalisasi.
"Mohon kebijakan pemerintah untuk memperhatikan seluruh nasib warga dan para PSK, karena kami butuh biaya untuk kebutuhan keluarga. Jika pemerintah menutup lokalisasi kami sebagai pekerja akan seperti apalagi. Bekerja sekarang membutuhkan ijasah tinggi pendidikan tinggi. Intinya kami mohon pemerintah untuk mengkaji ulang. Dengan niat tsb diatas kami tidak setuju lokalisasi ditutup", tulis Atik-Tampomas 21. (Detik.com)
ot Surabaya, 18 Juni mendatang.
Surat-surat tersebut ditulis oleh ribuan PSK dan pekerja lokalisasi serta warga, Kamis (5/6/2014) pagi di Gang Dolly. Berikut ini isi sebagian dari ribuan surat yang ditulis para PSK dan pekerja lokalisasi.
"Saya kerja sungguh-sungguh buat keluarga dan anak-anak, buat sekolah masa depan, siapa yang mau bekerja jadi balon (PSK). Karena tuntutan ekonomi, kebutuhan hidup, maka tolong keluh kesa orang kecil ini ya.... Pemerintah buka mata hatimu kepada rakyat".
"Walikota Risma keparat, bajingan, pengecut, tidak punya otak, egois, cuma bisanya tutup lokalisasi tidak ada jalan solusinya, maka kami melawan penutupan lokalisasi". Surat berisi kritikan pedas terhadap Wali Kota Risma ini ditulis oleh Kristin penghuni wisma 234B.
"Tolak penutupan lokalisasi DOlly. Saya butuh makan untuk anak saya", tulis Tanti, penghuni wisma no 9.
Ada surat yang tidak menyebutkan namanya dan wisma tempat bekerjanya. isinya seperti ini, "Bpk SBY tolong, tolong Dolly jangan ditutup".
Ada juga surat yang ditulis oleh warga yang tinggal dan bekerja di lingkungan Dolly. Mereka juga menuliskan keluhan mereka. Mereka tidak setuju rencana pemerintah untuk menutup lokalisasi.
"Mohon kebijakan pemerintah untuk memperhatikan seluruh nasib warga dan para PSK, karena kami butuh biaya untuk kebutuhan keluarga. Jika pemerintah menutup lokalisasi kami sebagai pekerja akan seperti apalagi. Bekerja sekarang membutuhkan ijasah tinggi pendidikan tinggi. Intinya kami mohon pemerintah untuk mengkaji ulang. Dengan niat tsb diatas kami tidak setuju lokalisasi ditutup", tulis Atik-Tampomas 21. (Detik.com)