Bank Mandiri: Rupiah Bisa Lewati 12 Ribu per Dolar -->

Kategori Berita

Iklan Semua Halaman

Masukkan kode iklan di sini. Direkomendasikan iklan ukuran 970px x 250px. Iklan ini akan tampil di halaman utama, indeks, halaman posting dan statis.

HPK

Bank Mandiri: Rupiah Bisa Lewati 12 Ribu per Dolar

Admin
Senin, 09 Juni 2014
JAKARTA, Majalah45.com  - Ekonom Anton Gunawan memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan menembus level Rp 12 ribu. Kondisi ini diakibatkan dari faktor eksternal maupun internal.




"Laju kurs rupiah bisa mencapai Rp 12 ribu per dolar AS karena ada gejolak sedikit seperti tahun lalu, di mana pertengahan tahun lalu, kurs rupiah lari ke Rp 12 ribu sekian per dolar AS," kata Komisaris Independen PT Bank Mandiri tersebut kepada wartawan di Auditorium CSIS, Jakarta, Senin (9/6/2014).


Alasannya, kata Anton, ada beberapa hal. Pertama, sambungnya, karena faktor musiman. Dia menilai, permintaan mata uang dolar AS melonjak akibat repatriasi keuntungan dan pembayaran dividen.

"Kedua, adanya tekanan terhadap rupiah karena kekhawatiran siklus neraca perdagangan yang membuat persepsi defisit kembar bakal kembali terjadi, yakni defisit transaksi berjalan dan defisit fiskal," jelasnya.

Dan faktor ketiga, lanjut dia, akibat ketidakpastian pemilu sampai Juli, setelah itu seberapa jauh market merespon hasilnya dan saya harap bisa positif. "Sebab, siapapun yang menang, sebagai negarawan mereka harus berjanji nggak ada protes besar-besaran," ujar Anton.
Meski begitu, dia menilai, kondisi ini tak akan berlangsung lama. Kurs rupiah akan kembali menguat dengan proyeksi bisa menyentuh kisaran Rp 11.400-Rp 11.500 per dolar AS di akhir tahun ini.

"Kalau rata-ratanya masih di kisaran Rp 11.700 per dolar AS. Karena pasti kurs rupiah akan balik lagi nggak terus bertengger Rp 12 ribu sebab ada triger," paparnya.

Anton mengaku, penolong laju kurs rupiah ada membaiknya neraca perdagangan Indonesia dari ekspor mineral olahan. "Sedikit banyak akan tertolong dari ekspor mineral (olahan). Mudah-mudahan ada titik cerah dari pemerintah untuk izin ekspor, pengurangan bea keluar sehingga beberapa perusahaan tambang bisa menggenjot produksi dan menaikkan ekspor," tandas dia. (Fiki Ariyanti/Liputan6/jc)