Majalah45,- Tim peneliti dari Flinders University, Australia,
baru-baru ini menemukan cadangan air tawar besar di bawah permukaan
samudera. Temuan itu menawarkan kesempatan baru untuk mencegah krisis
air secara global.
Melansir Science Recorder,
Senin 9 Desember 2013, temuan sumber air baru itu didapati tersembunyi
di dasar laut di seluruh dunia. Jika ditotal, jumlahnya mencapai sekitar
500.000 kilometer kubik.
"Air tawar itu
ditemukan di dasar laut wilayah Australia, China, Amerika Utara, dan
Afrika Selatan," kata Vincent Post, pimpinan peneliti dari Flinders
University.
Dia mengungkapkan, volume sumber
air tawar baru itu seratus kali lebih besar dari jumlah air tawar yang
telah diambil manusia dari permukaan Bumi sejak 1900.
"Temuan
ini adalah berita baik, karena bisa menjadi sumber air baru untuk
manusia beberapa dekade ke depan," ungkap Post. "Karena planet Bumi
sudah kehilangan banyak air tawar yang berdampak pada kekeringan. Namun,
untuk mengambilnya dari dasar laut perlu dilakukan dengan pengeboran."
Untuk
melakukan pengeboran di bawah laut, manusia harus berhati-hati agar
tidak mencemari air tawar yang diambil. Selain itu, sumber air tawar
yang berada di bawah adalah sumber yang terbatas. "Sehingga, penggunaan
air itu disesuaikan dengan kebutuhan," tutup Post.
Sebelumnya,
sejumlah peneliti menyatakan bahwa air tawar yang berada di dasar laut
perlu dilakukan proses penyulingan agar menjadi air tawar biasa. Tapi,
penelitian terbaru justru menyatakan sebaliknya, air tawar yang ada di
bawah laut tidak perlu disuling lagi.
"Cadangan
air tawar itu bisa langsung dikonsumsi, karena air itu berasal dari air
hujan yang menyusup ke dalam tanah dan mengisi rongga-rongga di bawah
laut," jelas Post.
Hasil penelitian ini sudah diterbitkan di Jurnal Nature.(Viva.co.id)