Komentar
Majalah45.com - Jakarta , Calon Presiden RI Joko Widodo, bakal membeberkan programnya untuk
membuka 15 juta lapangan pekerjaan baru untuk angkatan kerja Indonesia.
Jumlah lapangan pekerjaan baru itu sejalan dengan target terpasang pertumbuhan ekonomi tujuh persen setiap tahun.
Jokowi, sapaan pop capres nomor urut satu tersebut, bakal membeberkan upaya untuk membuka lapangan pekerjaan tersebut dalam debat capres, Minggu (15/6/2014) malam ini.
"Target yang dibuat tersebut, diharapkan mampu mengurangi jumlah pengangguran angkatan kerja secara nasional," kata Dosen Universitas Paramadina yang juga Tim Ahli Jokowi-JK, Minggu sore.
Ia menuturkan, target pembukaan lapangan kerja baru dan pertumbuhan ekonomi itu juga diyakini ampuh menurunkan angka kemiskinan sampai lima persen per tahun.
Terkait daya saing biaya logistik, Jokowi akan menekan biaya sampai 5 persen per tahun. Pasalnya diketahui biaya logistik Indonesia mencapai 27 persen dari GDP (growth domestic product/produk domestik bruto).
"Anggaran habis hanya untuk memindahkan barang. Pada akhir masa kepemipinan Jokowi, Indonesia bakal setara negara tetangga," ungkap Wijayanto.
Selain itu Jokowi juga akan mendorong angka investasi sebanyak 40 persen, yang saat ini 26 persen."Dampak itu semua ketimpangan ekonomi signiifkan. Jokowi akan fokus memberikan perhatian kepada ekonomi kerakyatan," papar Wijayanto. (Tribunnews.com Adiatmaputra Fajar)
Jumlah lapangan pekerjaan baru itu sejalan dengan target terpasang pertumbuhan ekonomi tujuh persen setiap tahun.
Jokowi, sapaan pop capres nomor urut satu tersebut, bakal membeberkan upaya untuk membuka lapangan pekerjaan tersebut dalam debat capres, Minggu (15/6/2014) malam ini.
"Target yang dibuat tersebut, diharapkan mampu mengurangi jumlah pengangguran angkatan kerja secara nasional," kata Dosen Universitas Paramadina yang juga Tim Ahli Jokowi-JK, Minggu sore.
Ia menuturkan, target pembukaan lapangan kerja baru dan pertumbuhan ekonomi itu juga diyakini ampuh menurunkan angka kemiskinan sampai lima persen per tahun.
Terkait daya saing biaya logistik, Jokowi akan menekan biaya sampai 5 persen per tahun. Pasalnya diketahui biaya logistik Indonesia mencapai 27 persen dari GDP (growth domestic product/produk domestik bruto).
"Anggaran habis hanya untuk memindahkan barang. Pada akhir masa kepemipinan Jokowi, Indonesia bakal setara negara tetangga," ungkap Wijayanto.
Selain itu Jokowi juga akan mendorong angka investasi sebanyak 40 persen, yang saat ini 26 persen."Dampak itu semua ketimpangan ekonomi signiifkan. Jokowi akan fokus memberikan perhatian kepada ekonomi kerakyatan," papar Wijayanto. (Tribunnews.com Adiatmaputra Fajar)